Rejeki itu pasti, kemuliaan yang dicari
Maka adalah SALAH ketika kita melalaikan sesuatu yang menjadi amanah kita, karena mengkhawatirkan sesuatu yang sudah Allah janjikan (Septi Peni)
Ini makjleb pisan.
Sebenarnya apa prioritasmu?
Tugas kita toh hanya taat, menjalankan perintahNYA, menjaga amanahNYA. Bukan kita para ibu yang harus bertanggungjawab atas rezeki keluarga kita, apalagi rezeki itu pun sudah tertulis. Tak perlu kita kejar-kejar sehingga mengorbankan amanah besar yang ada di pundak kita : anak-anak.
Adapun Allah menciptakan kita punya peran peradaban yang spesifik, untuk bisa memberi manfaat kepada orang lain. Menjadi produktif, tidak semata-mata diukur dengan rupiah dan gelimang materi.
Maka menemukan misi penciptaan diri ini adalah keharusan. Karena Allah juga melengkapi kita dengan bakat dan kekuatan untuk menjalankan misi tersebut. Potensi unik yang paduannya yang hanya dimiliki oleh diri kita, untuk menjalankan misi spesifik yang Allah sudah gariskan.
Dan inilah ikhtiar saya menemukan potensi kekuatan diri, salah satunya Talent mapping. Ini adalah assesstment saya yang ke-7. Iya, ke-TUJUH 😀 . Dua kali assestment ST-30 awal di website itu, lalu 2x ikut yang full assessment saat ikut TOT Talent Mapping bersama Abah Rama di kantor LeadPro, Rawamangun. Lalu ketika mengerjakan tulisan ini, kembali melakukan assessment ST-30 di websitenya. Dan memang, tidak selalu sama hasilnya. Memang tidak mudah buat saya untuk melepaskan “tuntuntan” dari lingkungan terhadap apa yang seharusnya saya suka dan bisa. Sepertinya saya perlu benar-benar merenungi, mana aktifitas yang benar-benar saya suka, bukan yang seharusnya saya suka. Tapi ada yang selalu muncul dan memang kecenderungan hati saya kesana.
Dan inilah 7 irisan kekuatan dominan saya yang saya yakini memang demikian adanya (duh bahasanya..) :
- Administrator anda adalah orang yang teratur, rapih, suka melayani dan segala sesuatunya harus direncanakan
- Distributor, selalu berpikir “pasti ada jalan dan atau cara yang lebih baik”
- Educator, selalu ingin memajukan orang lain dan senang melihat kemajuan orang
- Communicator senang mengkomunikasikan sesuatu yang sederhana menjadi menarik
- Seller, suka berhubungan dengan orang , baik utk mempengaruhi, bekerjasama atau melayani, dan bertanggung jawab
- Server, suka melayani orang lain dan mendahulukan orang lain ,
- Treasury, analitis , rapih , teratur dan bertanggung jawab.
Dan potensi kelemahan saya semua yang terkait dengan Generating Idea, hal-hal berfikir jauh ke depan yang membutuhkan pemikiran dan analisa mendalam (visionary, strategist, explorer, evaluator, creator) cenderung nrimo dan tidak kepo hehe, bahasa lainnya : ga kritis. Dan memang, melakukan aktifitas-aktifitas ini bagi saya sangat menyita energi.
Lalu saya juga me-list aktifitas-aktifitas ke dalam Kuadran Bisa – Suka, seperti di bawah ini
Kuadran I (Suka & Bisa)
- Mengorganize barang/data agar mudah ditemukan
- Mengulik angka dan data dan menyajikannya dalam bahasa yang mudah dipahami
- Memahami emosi seseorang bahkan yang implisit melalui kata-kata atau gestur
- Menjelaskan sesuatu agar orang bisa mengerti
- Meyakinkan orang untuk membeli/memakai sesuatu karena paham akan kebutuhan orang tersebut
- Mengerjakan sesuatu yang butuh ketelitian, rutin, dan tidak terlalu banyak variasi yang menuntut pemikiran lebih
- Membuat barang-barang DIY dengan ATM
- Merencanakan keuangan keluarga (membuat cashflow)
Kuadran II (Suka – Tidak Bisa)
- Hal yang berbau visual art. Saya merasa memiliki taste disain yang lumayan. Namun terkendala tidak menguasai software grafis ataupun foto/videografi.
- Beberes rumah, saya suka, tapi tidak tahu harus memulai dari mana. Ingin sekali belajar tentang teknik ini seperti teknik konmari.
- Berkebun, mengolah sampah. Idealisme saya mengatakan saya harus melakukan ini dan saya memang ingin sekali tahu lebih banyak tentang ini.
- Memasak, mengolah masakan. Setelah dijalani, ternyata saya menikmati kegiatan memasak. Apalagi kalau ada yang bantuin urusan menyiangi dan mencuci bahan masakan, kupas ulek bawang, dan beberes paska masak (wkwkwk) tapi saya merasa insting “rasa” saya belum teruji, memang perlu menambah jam terbang untuk ini.
- Kerajinan tangan seperti merajut, menjahit, quilting, patchwork, dll. Saya ingin sekali mempelajarinya.
- Menjual barang. Saya senaaang, dan antusias bila bisa menjual barang. Saya suka menerima uang dari hasil dagangan, kulakan dengan harapan barang tersebut laris terjual, stok opname, dan mengirimkan paket. Meskipun mungkin keuntungannya tidak seberapa, atau secara itung-itungan bisnis mungkin gak masuk akal.
Kuadran III (Tidak Suka – Bisa)
- Menjadi duta lembaga/organisasi. Pada dasarnya saya tidak suka. Saya khawatir perkataan/sikap saya yang salah bisa membawa pengaruh buruk pada lembaga yang saya bawa. Tapi akhirnya saya belajar dan bisa. Meskipun apa yang memang bukan menjadi bakat saya, dan tidak disukai hanya akan menghasilkan sesuatu yang minimalis.
- Menganalisa suatu penyebab yang mengharuskan menelusuri jauh ke belakang. Saya tidak suka. Pertama, karena ingatan saya parah. Perlu energi besar untuk mengingat-ingat peristiwa yang lalu. Dan ini tidak menyenangkan. Kedua, saya terlalu melankolis, atau spiritualis? yang percaya apa yang terjadi semua adalah kehendak Allah, yang.. sudahlah, mo ngapain lagi sih diungkit-ungkin. Masa lalu biar berlalu, masa depan biar jadi kejutan 😀
- Mengambil keputusan yang menyangkut orang banyak. Saya tidak suka berada dalam posisi decision maker yang memiliki otoritas membuat kebijakan. Saya tidak suka mendzolimi orang lain dengan keputusan salah yang saya ambil. Tapi sering sekali berada dalam posisi ini, yang akhirnya saya berupaya untuk mendengar aspirasi, melakukan musyawarah dan memastikan satu-per-satu orang yang sekiranya akan menerima impact dari keputusan itu.
- Membuat kurikulum/disain pembelajaran jangka panjang yang terstruktur. Saya terlalu ingin sempurna, dan kegiatan ini akan menyita energi saya karena saya akan memikirkan segala aspek, dampak dan segala tetek bengek yang mungkin seharusnya tidak perlu. Meskipun saya merasa bisa melakukannya karena bisa berempati terhadap kebutuhan pendidikan, tapi ini bukan hal yang mudah untuk saya lakukan.
Kuadran IV (Tidak Suka – Tidak Bisa)
- Trouble shooting segala hal tentang komputer ataupun barang elektronik. Ya, maka saya bersyukur telah berani mengambil keputusan tepat untuk mundur sebagai peneliti komputer. Saya tidak suka gambling terhadap sesuatu yang tidak pasti. Trouble shooting, berarti trial error untuk mencari dimana letak kesalahan. Hal ini butuh ketelitian, pemahaman terhadap mesin/coding, rasa skeptis, couriosity yang tinggi. And it’s not me.
- Menyampaikan opini di muka publik baik secara lisan/tulisan. Saya terlalu takut salah. Mungkin kurang baca juga, sehingga wawasan saya terhadap berbagai sudut pandang, terbatas. Saya pun tidak bisa menyusun kata-kata dengan sistematis. Dan saya takut pernyataan saya menyakiti orang lain.
- Basa-basi untuk mengakrabkan diri. Saya lebih memilih diam, tidak berusaha sok dekat, atau ingin dekat. Bagi saya, ngobrol ngalor ngidul basa-basi adalah perkataan yang mubazir. Toh saya tidak akan ingat di kemudian hari (remember, ingatan saya parah).
Jadi, inilah saya. Kira-kira, apa kekuatan yang bisa saya optimalkan agar bisa produktif memberi manfaat untuk orang lain?
Filed under: Bunda, Matrikulasi, NHW, Peran Peradaban, ST30, temu bakat
Yang Komentar